Langsung ke konten utama

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan


Pengertian Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang melaporkan mengenai asset, liabilitas dan ekuitas entitas pada suatu periode akuntansi untuk menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode.
Laporan posisi keuangan memiliki keterbatasan seperti jenis laporan keuangan yang lain, yaitu:
1.      Pemilihan pengukuran beberapa asset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau biaya perolehan terdepresiasi bukan pada nilai saat ini.
2.      Tidak diperkenankan mengakui asset tak berwujud yang mengandung nilai manfaat, namun sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara internal.
3.      Rekayasa keuangan yang sering kali memungkinkan dilakukan untuk menghasilkan pembiayaan off balance sheet.
4.      Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur di laporan posisi keuangan melibatkan pertimbangan dan estimasi.
Pendekatan dalam penyusunan laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
1.      Pendekatan Articulated, artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasifikasi dari pos modal. Laba rugi hanya meupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari suatu periode ke periode lainnya. Dalam pendekatan articulated ada dua konsep, yaitu konsep revenue expense approach dan asset-liability approach.
a.       Revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama dimana semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense. Semua transaksi dianggap sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. Dalam konsep ini yang dipindahkan ke laporan posisi keuangan adalah by product dari hasil pengakuan laba atau matching tadi. Artinya yang dicatat ke laporan posisi keuangan hanya deferred credits (liabilities) dan deferred charges (assets).
b.      Asset liability approach, pendekatan ini lebih menganggap bahwa langkah pertama bukan mengukur laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban.
2.      Pendekatan Non-articulated, laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi ini secara sistematis ini tidak banyak mejadi perhatian. Dalam konsep ini ada transaksi yang tidak mempengaruhi laba tetapi langsung dipindah k epos yan bukan hasil dan bukan biaya. Misalnya ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan penyesuaian terhadap unrealized capital (belum direalisasinya modal).
Manfaat Laporan Posisi Keuangan
Dengan menyediakan informasi mengenai asset, kewajiban dan ekuitas pemegang saham, laporan posisi keuangan merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Dalam hal ini laporan posisi keuangan dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas dan fleksibelitas keuangan perusahaan.
1.      Likuiditas menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakan akan dibutuhkan sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar. Kreditor sangat berkepentingan dengan ratio likuiditas jangka pendek, seperti ratio kas terhadap kewajiban jangka pendek, karena ratio ini mengindikasikan apakah perusahaan akan memiliki sumber daya untuk melunasi kewajiban lancarnya dan yang segera jatuh tempo. Demikian juga, pemegang saham menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi kemungkinan dividen tunai, atau pembelian kembali saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas semakin kecil risiko kegagalan perusahaan.
2.      Solvabilitas, mengacu pada kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang tinggi relative terhadap aktiva, maka perusahaan ini memiliki solvabilitas yang lebih rendah dibandingkan perusahaan sejenis dengan hutang jangka panjang yang rendah. Solvabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan relative berisiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini.
3.      Fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi fleksibiltas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara keuangan, mungkin memiliki sumber kasa yang terbatas atau tidak sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh tempo. Sementara sebuah perusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara umum, semakin tinggi fleksibilitas keuangan maka semakin kecil risiko kegagalan perusahaan.
Karakteristik Asset dan Kewajiban
Karakteristik-karakteristik dari kewajiban adalah sebagai berikut:
1.      Kewajiban itu harus ada pada saat ini. Saat ini, yaitu dilihat muncul dari beberapa transaksi atau kejadian masa lalu.
2.      Kewajiban atau tugas yang setara atau konstruktif harus dimasukkan jika hal itu didasarkan pada keperluan untuk membuat pembayaran masa depan guna mempertahankan hubungan bisnis yang normal.
3.      Harus tidak ada atau sedikit kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan. Tidak perlu bahwa jumlah kewajiban itu diketahui secara pasti selama kewajiban masa depan itu mungkin sekali.
4.      Lazimnya, harus ada nilai jatuh tempo yang dapat ditentukan atau perkiraan untuk pembayaran suatu jumlah yang ditentukan oleh estimasi layak akan diwajibkan pada suatu waktu tertentu di masa depan, sekalipun ketentuan waktu yang tepat belum diketahui saat ini. Waktu pembayaran dapat diperpanjang dengan menggantikannya dengan kewajiban baru, atau kewajiban itu dapat diakhiri dengan mengkonversinya menjadi ekuitas pemegang saham. Perpanjangan yang berulang atau konversi dari utang tidak mengubah klasifikasi awalnya sebagai suatu kewajiban.
5.      Biasanya, pihak yang dibayar harus diketahui atau diidentifikasi baik secara spesifik atau sebagai suatu kelompok. Akan tetapi, selama yang dibayar akan menjadi dapat diidentifikasikan pada tanggal penyelesaian, tidak perlu si pembayar mengetahui identitas dari yang dibayar atau bahwa kreeditor meneguhkan klaim itu atau mempunyai pengetahuan tentang itu pada saat ini.
Karakteristik-karakteristik dari asset adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat ekonomi yang datang cukup pasti
Untuk dapat disebut sebagai asset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomi di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonom karena dapat ditukarkan dengan kas, barang atau jasa karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
2.      Dikuasai atau dikendalikan entitas
Untuk dapat disebut sebagai asset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomi dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuiridis (substance over form). Pemilikian (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal.
3.      Timbul akibat transaksi masa lalu
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai asset. Asset harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomi. FASB memasukkan transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) asset. Misalnya perubahan tingkat bunga, penyusutan atau kecelakaan.

Unsur-unsur Laporan Posisi Keuangan
Dalam laporan posisi keuangan terdapat beberapa unsur, yaitu: asset, kewajiban dan ekuitas.
1.      Asset adalah manfaat ekonomi masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasi/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
2.      Kewajiban (liabilitas) adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang mungkin timbul karena kewajiban sutuan usaha saat ini untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada satuan-satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari peristiwa masa lalu.
3.      Ekuitas adalah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya.
Untuk laporan posisi keuanan terjadi perubahan definisi seperti kewajiban menjadi liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan non pengendali (non-controlling interest). Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba. Minimum line item penyajian neraca untuk nilai material disajikan secara terpisah, namun jika tidak material dijelaskan dalam kelompok namun tetap ada penjelasan terpisah.
Informasi minimal yang disajikan dalam laporan keuangan dapat ditambahkan jika penambahan tersebut relevan. Penyajian dalam line sendiri atau dalam notes tergantung dari materialitas informasi tersebut. perbedaan asset lancar dan asset tidak lancar serta liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka pendek. Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka pendek.
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
a.       Asset tetap;
b.      Property investasi;
c.       Asset tak berwujud;
d.      Asset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g), dan(h));
e.       Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
f.        Persediaan;
g.      Piutang dagang dan piutang lainnya;
h.      Kas dan setara kas;
i.        Total asset yang diklasifikasikan sebagai asset yang dimiliki untuk dijual dan asset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
j.        Utang dagang dan utang lainnya;
k.      Provisi;
l.        Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));
m.    Liabilitas dan asset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
n.      Liabilitas dan aset untuk pajak tangguhan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
o.      Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
p.      Kepentingan non-pengendali disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
q.      Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Penyajian asset lancar dan asset tidak lancar serta liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka pendek sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan. Kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan, jika pengecualian tersebut dapat diandalkan maka entitas menyajikan seluruh asset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas. Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian asset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka panjang dan jangka pendek karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas.
Klasifikasi asset lancar, jika:
a.       Mengharapkan akan merealisasikan asset atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
b.      Memiliki asset untuk tujuan diperdagangkan;
c.       Mengharapkan akan merealisasi asset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan; atau
d.      Kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali asset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan asset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai asset tidak lancar.            
Klasifikasi liabilitas lancar, jika:
a.       Mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;
b.      Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
c.       Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau
d.      Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang.
Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.
Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan pembayran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI 2.1    Akun dan Kelas Transaksi Dalam SIklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Gambar 14-1: Akun dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa ada lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, yaitu: 1.       Penjualan (Penjualan tunai dan kredit) 2.       Penerimaan kas 3.       Retur dan Pengurangan penjualan 4.       Penghapusan piutang tak tertagih 5.       Estimasi beban piutang tak tertagih Dari gambar tersebut menunjukka...

tanggung jawab sosial

BAB I TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN (SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHICS MANAGEMENT THEORY) A.     TANGGUNG JAWAB SOSIAL Konsep tanggung jawab sosial dapat dijelaskan dalam berbagai cara yang berbeda. Tanggung jawab sosial disebut “hanya menghasilkan keuntungan,” “melakukan lebih dari menghasilkan keuntungan,” “aktivitas perusahaan tambahan yang dimaksudkan kesejahteraan sosial,” dan meningkatkan kondisi sosial atau lingkungan”. Untuk memahami konsep tersebut dapat dibandingkan dengan dua konsep yang serupa : kewajiban sosial dan responsivitas sosial. Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum. Menurut pandangan klasik, tanggung jawab sosial manjemen hanya memaksimalisasi keuntungan.       Menurut konsep responsivitas sosial dan tanggung jawab-mencerminkan pandangan sosio-ekonomi, menyatakan bahwa tanggung jawab sosial...