Langsung ke konten utama

tanggung jawab sosial

BAB I
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN
(SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHICS MANAGEMENT THEORY)

A.   TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Konsep tanggung jawab sosial dapat dijelaskan dalam berbagai cara yang berbeda. Tanggung jawab sosial disebut “hanya menghasilkan keuntungan,” “melakukan lebih dari menghasilkan keuntungan,” “aktivitas perusahaan tambahan yang dimaksudkan kesejahteraan sosial,” dan meningkatkan kondisi sosial atau lingkungan”. Untuk memahami konsep tersebut dapat dibandingkan dengan dua konsep yang serupa : kewajiban sosial dan responsivitas sosial. Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum. Menurut pandangan klasik, tanggung jawab sosial manjemen hanya memaksimalisasi keuntungan.
      Menurut konsep responsivitas sosial dan tanggung jawab-mencerminkan pandangan sosio-ekonomi, menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajer bukan sekadar menghasilkan keuntungan, tetapi juga melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Responsivitas sosial berarti bahwa perusahaan terlibat dalam beberapa aktivitas sosial yang populer. Manajer dalam perusahaan ini dipandun oleh norma dan nilai sosial dalam membuat keputusan praktis dan berorientasi pasar mengenai tindakannya.
      Tanggung jawab sosial sebagai intensi bisnis, melampaui kewajiban hukum dan ekonominya, untuk melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyarakat. Bertanggung jawab secara sosial berarti meningkatkan hidup melalui pendidikan, entah mengembangkan produk yang mendukung pencapaian yang berhasil berinvestasi di proyek yang meningkatkan kehidupan di sekililing dunia.






Perbedaan tanggung jawab sosial dan responsivitas manajemen

Tanggung Jawab Sosial
Responsivitas Sosial
Pertimbangan utama
Etika
Pragmatis
Fokus
Akhir Tujuan
Tujuan
Penekanan
Kewajiban
Respons
Kerangka Kerja Keputusan
Jangka Panjang
Jangka Menengah dan Pendek
Sumber : Diadaptasi dari S.L. Wartick daan P.L. Cochran, “ The Evolution of Corporate Social Performance Model,” Academy of Management Review, Oktober 1985, hal 766

B.     KETERLIBATAN ORGANISASI SECARA SOSIAL
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan sosial dan performa ekonomi berhubungan positif, ini tidak serta merta berarti bahwa keterlibatan sosial menyebabkan performa ekonomi yang lebih tinggi. Secara sederhana, berarti bahwa keuntungan yang besar memungkinkan perusahaan membiayai “kemewahan” untuk terlibat secara sosial. Faktanya, dalam satu penelitian ditemukan bahwa bila kesalahan analisis empiris ini “dibenarkan”, tanggung jawab sosial dapat berdampak netral pada performa keuangan perusahaan. Penemuan lainnya menyatakan bahwa berpartisipasi dalam isu sosial yang tidak berhubungan dengan Stakeholder (pemegang kepentingan) utama berasosiasi negatif dengan nilai pemegang saham. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa manajer dapat memenuhi bertanggung jawab secara sosial.
Cara lain melihat keterlibatan sosial dan performa ekonomi adalah dengan melihat dana Investasi Tanggung Jawab Sosial ( SRI ) yang memberikan cara bagi investor untuk mendukung perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial. Dana ini menggunakan beberapa jenis pemilahan sosial ( social screening ) yang artingan mereka mengaplikasikan kriteria sosial dan lingkungan dalam keputusan investasi.
Tindakan sosial perusahaan tidak merugikan kinerja ekonomi perusahaan tersebut. Akibat menyebarluasnya tekanan politik dan sosial utnuk terlibat secara sosial, manajer harus mempertimbangkan masalah dan tujuan sosial ketika melakukan aktivitas perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian.

C.    MANAJEMEN HIJAU ( GREEN )
Dengan manajemen hijau, manajer dapat mempertimbangkan dampak organisasi mereka terhadap lingkungan alam. Organisasi dapat “go green” dengan berbagai cara, yaitu :
1.      Pendekatan Hijau Muda
Pendekatan hijau muda adalah pendekatan yang cukup mengikuti apa yang diperintahkan hukum. Pendekatan ini menggambarkan kewajiban sosial, karena organisasi hanya melakukan apa yang diminta secara legal.
2.      Pendekatan Pasar
Pendekatan pasar terjadi ketika sebuah organisasi menjadi lebih sensitif terhadap masalah lingkungan. Dalam pendekatan pasar, organisasi merespons pilihan lingkungan dari para konsumen.
3.      Pendekatan Pemangku Kepentingan
Dalam pendekatan pemangku kepentingan, organisasi merespons permintaan lingkungan dari berbagai pemangku kepentingan. Baik pendekatan pasar dan pemangku kepentingan dapat dilihat sebagai responsivitas sosial.
4.      Pendekatan Aktivis (Hijau Tua)
Pendekatan aktivis (hijau tua) adalah pendekatan dimana sebuah organisasi mencari cara untuk menghargai dan melindungi bumi dan sumber daya alamnya. Pendekatan aktivis merefleksikan tingkatan tertinggi dari sensitivitas terhadap lingkungan dan ini dapay dilihat sebagai tanggung jawab sosial.
Tindakan hijau ini dapat dievaluasi dengan memeriksa laporan yang dikumpulkan perusahaan mengenai kinerja lingkungan mereka, dengan melihat pemenuhan standar global bagi manajemen lingkungan (ISO14000) dan dengan menggunakan daftar Global 100 korporasi yang paling berkelanjutan di dunia.

D.    MANAJER DAN PERILAKU ETIS
Etika didefinisikan sebagai prinsip, nilai dan kepercayaan yang menentukan keputusan dan perilaku benar salah. Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku etis dan tidak etis seseorang, diantaranya adalah :
a.       Tingkatan Perkembangan Moral
Terdapat tiga level dalam perkembangan moral dan pada masing-masing level mempunyai dua tingkatan. Pada setiap tingkatan tersebut, penilaian moral seseorang semakin tidak tergantung pada pengaruh dari luar dan lebih terinternalisasi.
1.      Level Prakonvensional
Pada level ini, pilihan seseorang antara benar dan salah didasarkan pada konsekuensi dari sumber luar, seperti hukuman fisik atau hadiah.
2.      Level Konvensional
Pada level ini, keputusan etika bergantung pada penjagaan standar yang diharapkan dan memenuhi ekspektasi dari orang lain.
3.      Level Prinsipal
Pada level ini, individu mendefinisikan nilai moral terpisah dari otoritas kelompok tempat mereka bergabung atau masyarakat umum.


Tabel Tingkatan Perkembangan Moral
Level Deskripsi Tingkatan

Prinsipal
6.  Mematuhi prinsip etika yang dipilih sendiri
     Walaupun melanggar hukum.
5.  Menghargai hak orang lain dan menjunjung nilai
    dan hak absolut tanpa mempedulikan opini
    mayoritas. 
Konvensional
4. Menjaga tatanan konvensional dengan memenuhi
    kewajiban yang telah anda setujui.
3. Hidup sesuai dengan ekspektasi orang-orang di
    sekitar anda.
Prakonvensional
2. Mengikuti peraturan hanya bila sesuai dengan
    kepentingan pribadi.
1. Mengikuti peraturan untuk menghindari hukum-
    an fisik

b.      Variabel Struktural
Desain strukural organisasi dapat mempengaruhi perilaku etis karyawan. Struktur dapat meminimalkan ambiguitas dan ketidakpastian dengan aturan dan regulasi formal dan terus mengingatkan karyawan tentang etika yang lebih mendorong perilaku etis.
Organisasi menggunakan tujuan untuk memandu dan memotivasi karyawan, tujuan itu dapat menciptak beberapa masalah yang tidak terduga. Salah satu studi menemukan bahwa orang yang tidak mencapai tujuann yang ditetapkan lebih mungkin terlibat perilaku yang tidak etis, tanpa memperhatikan apakah mereka mempunyai insentif ekonomi untuk melakukannya. Peneliti ini menyimpulkan bahwa “penentuan tujuan dapat menyebabkan perilaku tidak etis.”
      Sistem penilaian kinerja organisasi juga mempengaruhi perilaku etis. Beberapa sistem hanya memfokuskan diri pada hasil, sementar sistem lainnya mengevaluasi sarana dan hasil. Ketika karyawan dievaluasi berdasarkan hasil, maka mereka ditekan untuk melakukan apa yang perlu dilakukan agar hasil tampak baik tanpa memperhatikan bagaimana cara mereka mendapatkan hasil tersebut.
      Penghargaan alokasi bergantung pada hasil tujuan tertentu apakah banyak penghargaan atau hukuman. Semakin besar tekanan terhadap karyawan untuk melakukan apapun yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan ini, hingga pada titik mengkompromikan standar etika mereka.

c.       Budaya Organisasi
Budaya organisasi terdiri dari nilai-nilai organisasional yang dibagi bersama. Nilai-nilai ini mencerminkan tujuan organisasi dan apa yang diyakininya. Nilai-nilai juga menciptakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku karyawan secara etis maupun tidak etis. Budaya yang mendorong standar etika yang tinggu adalah standar etika yang memiliki toleransi risiko, kendali, dan toleransi konflik yang tinggi.
      Karena nilai-nilai yang dibagi bersama sangat berpengaruh, maka banyak organisasi yang menggunakan manajemen berbasis nilai. Dimana nilai-nilai organisasi memandu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

d.      Intensitas Masalah
Ada enam karakteristik yang menentukan intensitas masalah atau seberapa penting suatu masalah etika bagi seseorang, yaitu : besarnya kerusakan yang ditimbulkan, konsensus kesalahan, probabilitas kerusakan, ketepatan konsekuensi, kedekatan terhadap korban, dan konsentrasi pengaruh.
Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah orang yang terluka, semakin besar kemungkinan bahwa tindakan itu salah, semakin besar kemungkinan tindakan itu merugikan seseorang, semakin mendesak konsekuensi tindakan akan dirasakan, dan semakin dekat perasaan orang pada korban dan semakin terkonsentrasi pengaruh tindakan pada korban, semakin besar intensitas atau arti penting masalah.
Karena standar etika tidak universal, manajer harus tahu apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan secara legal, menurut hukum negara asal mereka. Penting juga untuk mengenali perbedaan budaya dan mengklarifikasi panduan etika bagi karyawan yang bekerja di berbagai lokasi di dunia. Manajer harus mengetahui dasar-dasar dari Global Compact dan Konvensi Anti-Penyuapan.

E.     MENDORONG PERILAKU ETIS
Perilaku manajer adalah faktor paling penting yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk bertindak etis atau tidak etis. Niat manajer mendorong perilaku etis mencakup memberi perhatian kepada pemilihan karyawan, mempunyai dan menggunakan kode etik, mengenali pentingnya peran kepemimpinan etis yang mereka jalankan dan apa yang mereka lakukan jauh lebih penting daripada apa yang mereka katakan, memastikan penilaian tujuan dan kinerja, tidak memberikan penghargaan pada pencapaian tujuan tanpa memperhitungkan proses tujuan yang dicapai, menggunnakan pelatihan etika dan audit sosial yang independen, dan menciptakan mekanisme perlindungan.

F.     TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN MASALAH ETIKA DI DUNIA MASA KINI
Manajer dapat mencegah runtuhnya etika dan ketakbertanggungjawaban sosial dengan menjadi pemimpin yang menjalankan etika yang kuat dan melindungi karyawan yang mengangkat isu etika. Teladan yang diberikan oleh manajer mempunyai pengaruh yang kuat pada bagaimana karyawan berperilaku etis. Pemimpin beretika jujur, berbagi nilai mereka, menekankan nilai bersama yang penting, dan menggunakan sistem penghargaan yang sesuai.
Manajer dapat melindugi whistle blower (pegawai yang mengangkat isu atau kekhawatiran etika) dengan mendorong mereka untuk maju kedepan, dengan membuat sambungan bebas pulsa, dan membuat budaya dimana karyawan dapat mengeluh dan didengar tanpa rasa ketakutan akan ditindak.
Entrepreneurship sosial adalah individu atau organisasi ynag mencari kesempatan untuk memajukan masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan. Entrepreneurship sosial hendak membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan mempunyai dorongan keinginan untuk membuatnya terjadi.
Bisnis dapat mempromosikan perubahan sosial melalui filantrofi perusahaan dan usaha sukarelawan karyawan. Filantrofi perusahaan dapat menjadi jalan yang efektif bagi perusahaan untuk menghadapi masalah masyarakat. Sedangkan usaha sukarelawan karyawan adalah jalan yang populer bagi bisnis untuk terlibat dalam promosi perubahan sosial. 



BAB II
CONTOH PERUSAHAAN

A.   TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Dalam rangka mencapai visinya untuk menjadi kelompok perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka, Adaro perlu memiliki perhatian yang seimbang antara aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Adaro sungguh menyadari bahwa kehadirannya membawa dampak yang signifikan terhadap wilayah di mana operasinya dijalankan, misalnya pada konsesinya di Kalimantan Selatan, Adaro Indonesia beroperasi di wilayah yang meliputi 358km2, dengan 36 desa terletak di dekat tambang Tutupan, dan 26 desa lagi yang terletak di sepanjang jalur angkutan darat ke Kelanis. Tetapi, Adaro juga memahami pentingnya membawa energi positif ke kelompok-kelompok masyarakat ini dan membangun kapasitas mereka untuk menjadi mandiri dan berkelanjutan.
Kondisi dimana industri batubara mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini tidak membuat perusahaan meninggalkan komitmennya untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan aktif melaksanakan aktivitas pengembangan masyarakat. Bagi Adaro, program pengembangan masyarakat dan lingkungan yang patut diteladani ditambah dengan sikap sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab merupakan aktivitas yang utama dan salah satu faktor yang menghasilkan kesuksesan perusahaan yang berkelanjutan.


Dengan melibatkan masyarakat, Adaro menciptakan hubungan yang erat antara penduduk setempat dan perusahaan, dengan mekanisme yang saling menguntungkan dan selaras dengan tujuan perusahaan untuk menciptakan nilai maksimum yang berkelanjutan 
 dari batubara Indonesia.
Pendekatan Terhadap Pengembangan Masyarakat
Program pengembangan masyarakat merupakan bagian dari strategi inti perusahaan, dan Adaro percaya bahwa komitmen dan fokus yang besar untuk menetapkan standar yang tinggi di bidang ini merupakan faktor utama yang mendukung pertumbuhan perusahaan. Hal ini memberikan peluang untuk meningkatkan semangat kewirausahaan, mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan dan meningkatkan posisi untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dan transparan.
Menyadari bahwa pertambangan merupakan bisnis yang secara alamiah bersifat sementara, adaro telah mendirikan yayasan nirlaba yang diberi nama Yayasan Adaro Bangun Negeri pada bulan April 2009 untuk memastikan kesinambungan program pengembangan masyarakat yang dijalankannya. Adaro yakin bahwa tanpa kesinambungan, seluruh aktivitas pengembangan masyarakat yang dilakukan akan hanya menjadi kegiatan amal. Yayasan ini mengelola dan mengkoordinasikan seluruh program pengembangan masyarakat untuk Adaro Energy dan anak-anak perusahaannya.

Perusahaan melakukan investasi sosial baik dalam skala nasional maupun regional.
Pada tahun 2013, sejalan dengan tujuan grup Adaro untuk menjadi perusahaan yang lebih efisien, Adaro melakukan konsolidasi dan memprioritaskan kegiatan investasi sosial yang menekankan struktur yang lebih efisien. Program-program yang ada dieveluasi kembali dan diurutkan berdasarkan dampak yang dihasilkan bagi masyarakat dan kemandirian, dengan mengutamakan program-program yang lebih independen, yaitu yang tidak memerlukan terlalu banyak panduan dari Adaro.
Selain itu, Adaro juga menjadikan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals – MDGs) sebagai panduan dalam implementasi program pengembangan masyarakat.
Konsolidasi ini terbukti berhasil menciptakan sinergi yang lebih baik. Perusahaan memilih program lintas sektoral yang signifikan dan menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan kesehatan sekaligus. Jumlah program yang lebih sedikit membantu karyawan dalam mengelola dan mengawasi implementasinya dengan lebih baik. Perusahaan telah membentuk Tim Pengawasan Implementasi untuk memastikan bahwa hasil program investasi sosial sesuai dengan rencana serta untuk membuat rekomendasi langkah-langkah perbaikan. Adaro merekrut lulusan universitas setempat untuk menjadi anggota tim ini dan memberikan pelatihan kepada mereka dalam hal pengawasan dan evaluasi.
Perusahaan berinvestasi pada lima program sosial yang paling utama: pengembangan ekonomi, peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan, perlindungan terhadap lingkungan, dan peningkatan sosial budaya.
Di sepanjang tahun 2013, investasi yang dikeluarkan untuk program-program tersebut mencapai Rp107 miliar (AS$9 juta). Angka ini 22% lebih rendah daripada pada tahun 2012, terutama karena proyek skala besar Adaro yaitu Tabalong Islamic Center telah selesai. Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan non finansial berupa peralatan, pengelolaan, dan pelatihan atau ceramah.

1.     Pengembangan Ekonomi
1.1Meningkatkan Kehidupan Masyarakat
Salah satu aspek penting bagi kesinambungan masyarakat terutama pasca operasi penambangan adalah pengembangan ekonomi wilayah setempat. Untuk aspek ini, Adaro mendukung pengembangan perkebunan karet unggul, lembaga pembiayaan mikro, dan program pertanian terpadu.
Pada tahun 2013, program pengembangan ekonomi yang dilakukan perusahaan berfokus pada pembangunan kapasitas, peningkatan partisipasi dan keterlibatan penerima manfaat, dan peningkatan peluang ekonomi di antara masyarakat setempat. Salah satu program yang diselenggarakan Adaro pada tahun 2013 adalah Gerakan Pengembangan Adaro Mandiri, yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan wirausaha di desa-desa setempat. Sampai saat ini, sebanyak 106 desa di sekitar wilayah operasi Adaro Indonesia telah ambil bagian dalam program ini.
Perusahaan juga membudidayakan ikan nila di dalam kolam yang terletak di bekas area tambang Paringin. Suatu program yang diprakarsai oleh Tim Lingkungan Adaro untuk membuktikan bahwa air di dalam kolam yang terletak di area bekas tambang aman untuk pengembangan budi daya ikan. Pada tahun 2013, sebanyak 137.250 bibit ikan dibudidayakan di dalam kolam dan dibagikan kepada 97 penambak di kabupaten Tabalong untuk membantu pengembangan ekonomi di sana.
Sebelumnya fokus pengembangan ekonomi adalah ekspansi wilayah perkebunan karet, sehingga memberikan manfaat kepada 7.510 kepala keluarga yang dikelompokkan menjadi 348 kelompok tani. Adaro juga membentuk tim penyuluh pertanian lapangan untuk melatih dan mendidik para petani ini mengenai praktek penanaman yang baik serta menyediakan bibit unggul dan sarana pertanian.
Adaro mengimplementasikan suatu sistem dalam pengelolaan perkebunan karet yang meliputi dua pengaturan, yaitu kerja sama dengan pola kebun hamparan (dimana sekelompok petani mengubah lahan-lahan mereka yang tak terpakai menjadi satu perkebunan karet yang besar) untuk dikelola koperasi petani, dan pola kebun model yang akan digandakan di seluruh desa di sekitar wilayah operasional Adaro.
Adaro telah melatih petani pola kebun hamparan untuk mendirikan kelompok tani yang diharapkan akan memacu tumbuhnya kerja sama dan kordinasi yang lebih baik. Adaro juga telah membentuk asosiasi petani bibit unggul dalam rangka menjamin pasokan.
Dengan adanya semua langkah ini, diharapkan para petani setempat dapat menghasilkan panen yang berkualitas tinggi dan mendapatkan harga yang wajar. Di sisi lain, pola kebun model diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran untuk petani karet di setiap desa. Hal ini akan memberikan dukungan lebih lanjut terhadap upaya untuk menjadikan perkebunan karet sebagai alternatif utama sumber penghasilan di masyarakat di mana Adaro beroperasi.

2.     Peningkatan Pendidikan
2.1Fokus pada Pentingnya Belajar
Investasi di bidang pendidikan dipercaya efektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih kokoh, dan perusahaan mendukung beberapa program di bidang ini misalnya dengan memberikan beasiswa kepada para guru dan siswa serta menyumbangkan infrastruktur sekolah.
Para guru diberikan beasiswa dan pelatihan dengan proses pembelajaran efektif yang berbasis penelitian. Di sisi lain, beasiswa pelajar juga diberikan untuk siswa sekolah dasar sampai universitas.
Program beasiswa terus ditingkatkan dengan memastikan bahwa program belajar selaras dengan kebutuhan masyarakat, program pengembangan masyarakat adaro, serta kebutuhan operasional.
Untuk beasiswa tingkat universitas, Adaro telah bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor dan Universitas Lambung Mangkurat dan menambah jumlah program studi maupun calon siswa yang memenuhi persyaratannya. Saat ini, sebanyak 84 siswa sedang mengikuti program belajar di dua universitas.
Pada tahun 2013, perusahaan berfokus pada pengembangan program sains di sekolah dasar. Penelitian telah menunjukkan bahwa pendidikan sains merupakan disiplin yang penting bagi pertumbuhan kemampuan anak dalam hal berpikir kritis, penyelesaian masalah, inovasi dan kreativitas.
Sayangnya, masih banyak siswa di daerah setempat yang memandang sains sebagai hal yang menakutkan dan karenanya menghindari mata pelajaran yang berhubungan dengan disiplin ini. Melihat dari hal tersebut, pada tahun 2010, Adaro memulai suatu program untuk memperkuat pendidikan sains di sekolah dengan mempromosikan bahwa sains adalah hal yang menyenangkan.
Sebagai hasilnya, lebih dari 800 siswa setempat mengikuti Olimpiade Sains Kuark (OSK), dimana tiga di antara mereka berhasil masuk ke babak final. Sampai akhir tahun 2013, sebanyak 500 guru dan 1.250 siswa sekolah dasar dan menengah (dari 54 sekolah) telah berpartisipasi dalam program ini.
Sekelompok guru yang dilatih Adaro juga menyelesaikan penulisan buku sains yang menyajikan beberapa ide untuk menggunakan konteks daerah setempat dalam mengajar sains. Buku ini telah direkomendasikan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pembelajaran di bidang sains yang dapat digunakan oleh para guru maupun siswa di Kalimantan.
2.2   Program Pelatihan SIS
Sebagai bagian dari komitmen untuk menambah tenaga kerja yang berasal dari masyarakat setempat dan membantu mengurangi tingkat pengangguran di wilayah operasional, anak perusahaan Adaro, yaitu SIS telah mengedukasi tenaga kerja setempat yang memenuhi syarat, melalui program pelatihannya yang dinamakan Operator Preparation Program dan Mechanics Preparation Program. Setiap tahun, lebih dari 200 montir dan operator telah menyelesaikan program dan kemudian diangkat menjadi karyawan SIS.
Sejak program ini dimulai pada tahun 2008, SIS telah melatih dan merekrut hampir 2.000 operator dan montir dari lima kecamatan di sekitar wilayah tambang. Periode pelatihan berkisar dari enam sampai dua belas bulan, yang terdiri dari teori dan praktek lapangan. Kedua program pelatihan ini akan dilanjutkan untuk mendukung terciptanya tenaga kerja yang berkeahlian, berdisiplin, dan berdaya saing di sekitar wilayah penambangan Adaro.


3.      Peningkatan Kesehatan
3.1   Membawa Kualitas Hidup yang Lebih Baik

Adaro berpartisipasi terhadap upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai program yang selaras dengan Millennium Development Goals (MDG) serta target lainnya yang telah dicanangkan oleh pemerintah. program peningkatan kesehatan Adaro dimulai dengan dasar pemikiran bahwa standar kesehatan berkaitan erat dengan gaya hidup 
dan budaya setempat.
Pada tahun 2013, fokus bidang peningkatan kesehatan adalah perbaikan sanitasi. Penelitian yang dilakukan oleh suatu organisasi di bawah Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa 64% dari populasi di kabupaten Tabalong tidak memiliki akses sanitasi yang baik, sehingga terdapat 9.492 kasus diare pada tahun tersebut.
Perusahaan lalu melaksanakan program sanitasi menyeluruh berbasis masyarakat yang berfokus untuk mengkampanyekan kegiatan cuci tangan dengan sabun dan mengedukasi penduduk mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh sanitasi yang tidak baik. Program ini selaras dengan upaya Kementerian Kesehatan untuk mempercepat peningkatan kebersihan dan akses sanitasi.
Sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mengkonsolidasikan kegiatan CSR, kelompok pemuda setempat difasilitasi untuk menjual WC standar kepada penduduk desa, suatu kegiatan yang juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong aktivitas ekonomi. Adaro akan terus memperkuat program ini pada tahun 2014 dan menargetkan untuk meningkatkan kualitas sanitasi di kabupaten Tabalong dan Balangan.
Langkah lainnya biasa untuk bidang kesehatan meliputi program-program untuk meningkatkan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak (KIBBLA). Adaro juga mendukung program pencegahan penyakit menular, membantu peningkatan dana rumah sakit, memberikan operasi katarak secara cuma-cuma, dan menyediakan beasiswa bagi dokter, bidan, perawat, maupun tenaga kesehatan lainnya.

4.     Tanggung Jawab Lingkungan
4.1Hidup dalam Keselarasan dengan Alam
Pada tahun 2013, tanggung jawab lingkungan ditambahkan sebagai salah satu pilar investasi sosial.
Kegiatan difokuskan pada pelestarian kandungan air melalui penanaman pohon bambu, yang efektif untuk mengelola kandungan air karena tanaman bambu dapat mengatur kuantitas dan kualitas air serta berperan sebagai sistem pengendali sedimen yang menahan air untuk langsung mengalir di sungai.
Selain itu, batang bambu juga dapat dijual sebagai karya kerajinan, sehingga program ini tidak hanya mengandung nilai lingkungan, melainkan juga nilai ekonomi.

5.     Promosi Sosial Budaya
5.1Mendukung Kohesi Masyarakat
Aspek budaya diakui sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Adaro percaya bahwa rasa hormat terhadap budaya dan kearifan lokal akan menumbuhkan rasa saling percaya dan saling menghormati di antara perusahaan dan masyarakat yang dalam jangka panjang akan memperkuat landasan operasionalnya.
Setelah pembangunan yang menghabiskan waktu tiga tahun, Tabalong Islamic Center mulai difungsikan tahun 2013, sarana ini akan menjadi pusat budaya Islam dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat wilayah Tabalong dan kecamatan-kecamatan di sekitarnya.
Sarana ini direncanakan untuk menjadi pusat budaya Islam dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat wilayah Tabalong dan sekitarnya, dan terdiri dari masjid agung, manasik haji yang terdiri dari Tawaf, Jumroh dan Sai, dan fasilitas pendukung lainnya untuk kegiatan keagamaan islam.
Menyadari bahwa penggunaannya akan sangat bergantung kepada kemampuan dan dedikasi pengelolanya, Adaro mulai mempersiapkan tim manajemen untuk sarana ini pada pertengahan tahun 2011. Tim ini diharapkan untuk mengelola sarana kebanggaan ini untuk mendukung visi kecamatan Tabalong, yaitu “Tabalong sehat, cerdas dan sejahtera berbasis agama.”
Pada tahun 2013, Adaro menyelenggarakan Gelar Budaya Dayak Deah Kampung Sepuluh, yang merupakan suku asli kabupaten Tabalong. Dalam mempersiapkan acara ini, anggota masyarakat setempat dan para relawan membuat penelitian yang mendalam mengenai budaya suku Dayak Deah, dan kemudian merencanakan acara dengan panduan dari Adaro. Acara ini direncanakan untuk diselenggarakan secara rutin dan dikembangkan menjadi acara yang akan menarik wisatawan supaya dapat menumbuhkan industri pariwisata dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat.
Adaro sekarang juga memiliki proyek yang sedang berjalan untuk membangun pasar tradisional yang bersih dan gedung serbaguna di wilayah Paringin. Fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan akan berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat kabupaten Balangan dan wilayah-wilayah sekitarnya.
Sebagai bentuk ekspresi harian kami terhadap tujuan kami untuk menjadi warga korporat yang baik dan bagian dari masyarakat, manajemen dan staff Adaro turut berpartisipasi sebanyak mungkin dalam kegiatan sosial seperti acara keagamaan pada bulan suci Ramadhan, Idul Adha, dan hari Solidaritas Sosial.















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI 2.1    Akun dan Kelas Transaksi Dalam SIklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Gambar 14-1: Akun dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa ada lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, yaitu: 1.       Penjualan (Penjualan tunai dan kredit) 2.       Penerimaan kas 3.       Retur dan Pengurangan penjualan 4.       Penghapusan piutang tak tertagih 5.       Estimasi beban piutang tak tertagih Dari gambar tersebut menunjukka...